Bahagia Dalam Sepotong Kue.
Waktu setahun lalu, saya pernah menyiapkan kado ulangtahun dalam bentuk Kue ke rekan saya.
Kue itu nggak meriah banget; utuh bulat, berwarna coklat, jenis Mille Crepes yang saya minta untuk design khusus dengan motif bunga kecil-kecil. Pesennya lumayan makan waktu, dan agak deg-degan juga karena dibuat di kota yang berbeda, lalu didistribusikan ke kota yang saya tuju — untuk jadi kado ulang tahun.
“Nanti kasih tau ya rasanya apa,”
Saya bilang ke dia.
Dia memotong kuenya, lalu ngerasain potongan kue itu
“Enak ! ada lotusnya, pattern gradasinya mirip dirimu — coklat.”
saya senang ternyata kue-nya enak, dan yang membuat saya bahagia adalah perasaan orang yang saya beri kue tersebut ialah perasaan bahagia.
Nggak sia-sia lah, ya.
Eh, beberapa jam kemudian rekan saya ini bilang “Temenku mau kesini,” dan dia inisiatif untuk memberikan potongan kue yang saya belikan ke temannya.
Oke, agak berdebar-debar , entah karena seneng atau kurang banyak.
Setelah itu dikabarin lagi kalau Bapak dan Ibunya juga ikut mencicipi potongan kue, bahkan sisa hingga tinggal 1/4-nya aja.
Seneng dong, dan bahagia lagi lah saya dalam hati ini walau tinggal sedikit.
Bukan karena kuenya enak, tapi karena dalam sepotong kue bisa ngasih kebahagiaan yang berdampak bagi banyak orang.
Bahagia, karena kuenya enak
Bahagia, karena orang yang saya kasih kue bisa menikmatinya
Bahagia, karena nggak cuma dirasain sama satu orang
Bahagia, karena ternyata kue bisa bawa kebahagiaan buat orang lain
Dari porsi utuh, terus dibagi-bagi dalam porsi kecil. walau habis, tapi semua ngerasain bahagianya.
Sama kaya bahagianya kita di hidup ini ;
“Sometimes, even from the smallest piece of things — there’s a joy within that we can delight in.”